Selasa, 22 September 2015

Trip to Telaga Sarangan dan Candi Sukuh

Minggu sebelumnya, sebelum hari keberangkatan kami (saya dan teman saya, Ayu) pada Rabu, 9 September 2015, hanya berencana ke Karanganyar untuk mengunjungi kebun the di Kemuning. Namun secara tidak sengaja, jalan membawa kami ke Telaga Sarangan. Telaga Sarangan merupakan salah satu objek wisata yang cukup terkenal didaerah perbatasan antara Karanganyar , Jawa Tengah dengan Magetan, Jawa Timur, meski sudah memasuki wilayah jawa timur. Objek wisata alam ini menawarkan beberapa keindahan yang bisa membuat kita nyaman dan merasa ingin untuk berlama-lama. Terletak dilereng Gunung lawu, tentu hawa disana sejuk, dikelilingi oleh bukit-bukit nan hijau dan udara yang masih segar dan belum banyak polusi. Sebelum banyak berkisah tentang bagaimana indahnya telaga tersebut, terlebih dahulu ingin saya ceritakan perjalanan dari Boyolali, tepatnya dari kecamatan Nogosari ke Telaga Sarangan.
            Kami berangkat dari rumah sekitar jam 10.00 WIB, dimana matahari mulai terasa menyengat kulit. Kami langsung melewati jalan utama kota Solo dan sampailah kami di Karangayar, tepatnya didepan Taman Pancasila. Kami berhenti sebentar untuk membeli minum dan jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang. Perjalanan kami lanjutkan. Ada 2 jalur menuju daerah Tawang Mangu (tujuan awal kami selain Kemuning), yaitu lewat Karang Pandan atau Matesih. Waktu itu kami ingin mencoba jalur baru, lalu dipilihlah jalur Matesih untuk menghindari jalanan padat. Namun kami lupa, bahwa jalur menuju ke Kemuning sudah terlewat. Inilah mengapa kemudian kami memilih bablas menuju Telaga Sarangan.
            Disuguhi pemandangan yang indah, perjalanan terasa cepat saja, hingga tanpa terasa kami telah melewati Cemara Semu, yang terkenal dengan pohon-pohon cemaranya yang rindang dan sebagai gerbang pendakian menuju puncak gunung Lawu. Jalanan yang awalnya naik tajam, kini menjadi turunan-turunan. Yang ingin membeli oleh-oleh strawberry, tersedia penjaja buah strawberry disepanjang jalan menuju Cemara Sewu. Pohon-pohonan disana terlihat tua, dan punya keunikan tersendiri, selain pohon-pohon tropis yang tinggi menjulang. 

Akhirnya setelah beberapa waktu melewati turunan dan sedikit tanjakan, kami sampai dipintu masuk kawasan Telaga Sarangan. Uang retribusinya sebesar Rp 10.000-/orang. Setelah memasuki kawasan, sekitar jam 12.00 siang, kami bisa parking disembarang area dipinggir telaga sambil memesan makanan di warung-warung sepanjang tepi telaga. Tentu teman-teman sudah tahu apa yang khas didaerah tersebut, yaitu sate kelinci. Betul sekali, disana banyak warung yang menyediakan menu tersebut ditambah menu-menu lain tentunya.
Lalu apa saja yang bisa dilakukan disana? Kita bisa menikmati suasana santai dengan naik perahu yang gayuh atau mencoba hal yang sedikit menantang dengan naik kapal jetsky untuk beradu balab dengan teman. Bila teman-teman mau menginap disana tidak perlu khawatir, karena hotel dan penginapan sudah banyak sekali berdiri disana. Tinggal teman-teman pilih sesuai kantong. Dan masih banyak hal lain di Telaga Sarangan yang bisa teman-teman nikmati disana. Setelah istirahat sejenak dan menyantap cemilan yang tadi kami beli, barulah kami mulai mengabadikan kunjungan kami yang tak terencana ini. Puas telah mendapat banyak foto, kamiputuskan untuk ke destinasi selanjutnya yang kami putuskan baru-baru saja, yakni Candi Sukuh dan Candi Cetho.


Beberapa foto yang berhasil di-capture
Awalnya kami ingin pergi ke kebun the dulu di Kemuning, namun diperjalanan kami berbalik arah menuju Candi Sukuh, karena waktu yang sudah menjelang sore, dan yang pernah kami dengar pemandangan di Candi Sukuh cukup indah di kala sore atau pagi hari. Dengan pertimbangan itulah kami memutuskan untuk menunda Candi Cetho dan Kemuning yang terletak satu kawasan. Jam 1 siang kami beranjak dari Telaga Sarangan dan sampai di Candi Sukuh sekitar pukul 2.45 siang. Waktu dijalan begitu lama karena sejujurnya kami belum tau jalan akse menuju komplek candi, sehingga sering berhenti untuk bertanya kepada warga sekitar.
Jalanannya cukup naik dengan curam, dan sepi, mungkin karena bukan hari libur. Retribusi masuk kawasan candi sebesar Rp 5.000-\orang dan akan diberi kain yang dililitkan pada pinggang bermotif papan catur. Namun kami datang disaat yang kurang tepat, bangunan candi terbesar di komplek tersebut sedang direnovasi, sehingga hanya bangunan disekitarnya saja yang bisa dinikmati. Selain wisatawan lokal, ada juga beberapa wisatawan mancanegara yang pada waktu bersamaan datang berkunjung. Seperti yang kita ketahui, terdapat beberapa dugaan bahwa candi tersebut diperkirakan usianya lebih tua dari suku Maya di Amerika Latin sana, dan sekarang sedang diuji kebenarannya. Untuk itulah situs warisan budaya tersebut menjadi cukup terkenal.

Dan yang perlu diketahui juga, komplek Sukuh ternyata masih digunakan untuk beribadah oleh umat Hindu. Ini menurut warga yang tinggal disekitar komplek candi. Selain bangunan candi yang tua yang bisa kita kagumi, pemandangan dari komplek candi patut diacungi 4 jempol. Indah, sedikit berkabut dengan berkas cahaya matahari yang menyusup diantara awan tebal dilangit. Bagi para pengagum keindahan dan Keagungan Tuhan, spot ini dirasa cukup untuk dalam hati berucap, Alhamdulillahi-laillahaillahu-Allahuakbar.



Waktu tanpa terasa sudah menjelang jam 04.00 sore, kami putuskan untuk pulang, karena mengejar waktu pulang yang tidak terlalu malam. Puas sekali rasanya hari itu, karena berawal dari pengambilan jalur baru, kami terbawa ke tempat yang sebenarnya sudah lama ingin sekali kami kunjungi, namun belum sempat terealisasi. Pukul 05.30 kami telah sampai dirumah kembali. Namun meski telah dirumah, kami masih membawa suasana nyaman disana tadi di dalam hati kami. 

Selasa, 11 November 2014

Review Novel Ranah 3 Warna dan Rantau 1 Muara



Oleh : Sandy AP

Bismillah   
       
Sudah lama sekali sejak membaca novel pertama dari trilogi Negeri 5 Menara ini, dengan judul yang sama Negeri 5 Menara. Ketiga trilogi tersebut ditulis oleh seorang alumnus pesantren dan pemborong banyak beasiswa internasional, Ahmad Fuadi. Semua pasti sudah mafhum tentang bagaimana kisah Alif menjalani perantauannya di Jawa, demi memenuhi perintah Amaknya yang ingin Alif bersekolah di sekolah agama bukan di sekolah negeri. Namun ternyata, meski beberapa kali Alif mengalami kebimbangan, toh ia bertemu teman-teman hebat disana, yakni Sahibul Menara, yang terdiri dari Atang, Baso, Raja, Dulmajid dan Said. Menceritakan bagaimana serunya menuntut ilmu dipesantren modern sampai bagaimana mereka merajut mimpi-mimpi besar di bawah menara. Yang paling mengena buat saya adalah mantra saktinya “Man Jadda Wajada”.
                Sedikit ulasan dari Negeri 5 Menara, sekarang berlanjut ke novel keduanya yakni Ranah 3 Warna. Cukup lambat saya tau kalo ternyata Negeri 5 Menara adalah trilogi. Tapi tak apa, pasti tiada kata terlambat untuk berilmu, bukan begitu ..? J . Novel dengan tebal 473 lembar ini, dicetak oleh PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2011 untuk cetak pertamanya. Di buku keduanya Bang Fuadi, begitu beliau sering disapa, menceritakan kehidupan Alif sesudah lulus dari pesantren Madani di Gontor. Mengisahkan bagaimana perjuangan untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri demi meneruskan cita-cita kuliah ditempat yang sama dengan bapak Habibi yakni ITB dengan prodi teknik pesawat terbang.
                Namun Allah memberi jalan lain. Setelah sukses mendapat ijazah SMA dan lolos SNMPTN, Alif diterima di Universitas Padjajaran Bandung. Dengan pertimbangan kemampuan yang dimiliki, dipilihlah jurusan HI atau Hubungan Internasional disana. Kemudian kisah berlanjut tentang kehidupan kampus Alif. Namun tak berselang lama, ayahanda Alif, dipanggil oleh Allah kembali ke sisi-Nya. Alif muda lalu menjadi penulis di majalah kampus dan koran-koran untuk menghidupi diri, setelah sebelumnya bekerja sebagai sales dan guru privat.
                Pertemuan dengan seorang mahasiswa di bus umum membawanya untuk mengikuti program pertukaran pelajar. Alif tak pernah lupa tentang mimpi-mimpinya dan para Sahibul Menara, yaitu pergi ke benua Amerika. Setelah proses seleksi ketat, akhirnya dia bisa mengikuti program pertukaran tersebut ke Kanada, Quebec tepatnya. Kemudia bergulirlah kisah Alif di Quebec selama 6 bulan. Suka dukanya hidup disana dan bagaimana ia harus bisa Bahasa Perancis. Belakangan saya baru tau bahwa cover yang dipakai pada novel sedikit banyak terinspirasi dari Quebec.
                Banyak yang bisa dipetik dari kisah Alif di Ranah 3 Warna-nya, yaitu gantungkan mimpi setinggi mungkin, dan lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Dan juga tidak selamanya yang kita rasa “ini aku banget”, itu memang sesuai dengan kita, percayalah Allah telah memberi takdir dan jalan terbaik buat kita, meski mungkin tidak sesuai dengan keinginan. Yang pasti banyak jalan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita, asalkan kita mau berusaha.
                Di novel kedua, muncul tokoh yang merupakan kawan sekaligus rival Alif, Randai. Ada pula Raisa, sosok yang memikat kedua hati rival tersebut. Namun siapa yang akhirnya menang?, tak seru rasanya kalo langsung saya beberkan disini, yang belum baca, ayo segera baca!!! Supaya kita tertular semangat luar biasa Alif mewujudkan mimpi. Yang juga tak ketinggalan yakni si mantra sakti, bunyinya Man Shabara Zhafira , siapa yang bersabar, akan beruntung. Juga going the extra mile , lakukan diatas rata-rata.
Rantau 1 Muara
                Inilah dia novel ketiga dari trilogi Negeri 5 Menara. Novel dengan cover hijau tosca cantik ini diterbitkan masih oleh penerbit yang sama, PT Gramedia Pustaka Utama, dengan tebal buku 405 halaman. Dibuku ketiganya banyak diceritakan kehidupan Alif selepas lulus dari Unpad. Bingung akan melamar pekerjaan sebagai apa, Alif memutuskan menjadi seorang wartawan setelah ia merasa cocok dengan pekerjaan tulis menulis. Derap, merupakan nama surat kabar yang menjadi tempat bernaungnya. Ditempat inilah Alif bertemu dengan Dinara. Siapa Dinara?
                Dinara inilah yang nantinya akan menjadi orang special, sekaligus kawan menjalani hidup bagi Alif. Sebelumnya pertemuan dengan Randai telah mengobarkan lagi semangatnya untuk kembali memperjuangkan cita-citanya, belajar sampai ke luar negeri. Akhirnya perburuan beasiswa pun dimulai. Setelah berbagai perjuangan dan kesabaran juga turun tangan Dinara, beasiswa S2 ke Amerika pun tergenggam sudah. Kemudian konflik muncul ketiga Alif harus pergi S2 ke Amerika sedang ia mulai menyukai Dinara. Dan ditengah kesibukan Alif kuliah S2 ia pun melamar Dinara.
                Konflik mereda setelah salah satu pihak mengalah, yakni Dinara. Setelah mereka menikah, diboyonglah Dinara mengikuti Alif merantau ke Amerika, kehidupan mereka terasa berat diawal, namun pada akhirnya setelah masa berat berlalu, mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih baik. Dengan berbagai kesenangan dan passion dalam hal yang sama, mereka bekerja akhirnya memperoleh tempat bekerja yang sama dan bekerja bersama. Sampai pada kisah WTC 11 September, mereka laporkan langsung dari tempat kejadian.
                Kisah yang menarik bukan? Namun padaa akhirnya, setelah melanglang buana bersama istrinya, ia pun bimbang, kemana rantau ini akan bermuara? Di bagian akhir novel ini akan terjawab pertanyaan besar tersebut. Satu muara yang memang menjadi satu tempat pulang untuk selamanya. Kisah ketiganya menghadirkan tokoh-tokoh baru, seperti Mas Garuda, Ustad Fariz, dan beberapa tokoh lain. Lalu apa mantra sakti dari Alif? Man Saara Ala Darbi Washala , Siapa yang berjalan dijalannya akan sampai pada tujuan. Kini lengkap sudah ketiga mantra sakti Alif dalam mewujudkan mimpi. Berusaha keras, lalu berserah kepada Allah SWT, dan percaya bahwa Ia akan selalu menunjukan jalan dan memberikan kemudahan.
                Ada beberapa potong kejadian kecil yang paling saya suka dari kisah ketiga ini. Seperti ketika mereka bisa membawa banyak buku pulang dari toko tempat Dinara bekerja. Kemudian dikatakan disana “ Walau tangan kami pegal linu, kami tertawa-tawa senang. Rasanya seperti membawa harta karun dan aku sudah tidak sabar untuk berpesta membaca buku-buku bagus ini setiba di apartemen. Bahagia kami memang sederhana”. Sebagai orang yang senang membaca juga, saya merasa sangat setuju.

                Sampailah di penghujung review, semoga yang sedikit ini bermanfaat. Tetap percaya bahwa mimpi besar itu penting, berusaha keras, berdoa dan berserah adalah senjatanya. Semoga semakin banyak kisah-kisah inspiratif yang peroleh, agar hidup kita juga lebih termotivasi dan banyak ilmu yang kita dapat. Keep calm and read books J..

Senin, 13 Oktober 2014

Resume Chapter 5 Sistem Pengendalian Manajemen
Pusat Pertanggungjawaban : Pusat Laba

            Pusat pertanggungjawaban yang diukur dari prestasinya dalam memperoleh laba disebut Pusat Laba. Dalam pusat laba, pemasukan dan pengeluaran dinyatakan dalam satuan moneter. Pusat laba dapat berbentuk divisi apabila aktivitas fungsional dilakukan oleh unit-unit kerja. Laba adalah alat pengukur efisiensi dan efektifitas pusat laba. Laba yang diperoleh perlu dibandingkan dengan anggaran sebagai dasar bagi manager untuk melakukan pengendalian.
A. Unit Usaha/Unit Bisnis
Organisasi fungsional adalah tipe organisasi dimana masing-masing fungsi utama perusahaan (produksi dan pemasaran) dilakukan terpisah. Divisionalisasi adalah pemberian mandate pada suatu suatu unit usaha untuk menjalakan seluruh aktivitas tertentu. Beberapa bentuk organisasi :
*      Semua perusahaan diatur menurut fungsinya pada beberapa tingkatan.
*      Perbedaan mendasar struktur fungsional dan divisi adalah semua tipe ini merupakan kombinasi dari keduanya.
*      Wewenang menghasilkan laba tidak bisa diserahkan pada satu divisi, karena tingkat pendelegasian masing-masing perusahaan berbeda.
Kondisi untuk Mendelegasikan Tanggugjawab
                Syarat dilakukan pertukaran pendapatan dan biaya (Trade-off) bisa didelegasikan pada manager dibawahnya:
-          Informasi relevan
-          Pengukuran keefektifan pertukaran
Keuntungan Pusat Laba
                Unit organisasi yang disentralisasikan menjadi pusat laba punya beberapa untung:
·         Keputusan operasional bisa lebih cepat, tanpa menunggu keputusan dari pusat.
·         Kualitas keputusan lebih baik, karena ditentukan oleh professional bidangnya.
·         Managemen kantor pusat bisa lebih fokus pada keputusan yang lebih luas.
·         Kesadaran laba (Profit Consciousness) lebih meningkat.
·         Pengukuran prestasi divisi bisa lebih diperluas.
·         Manajer divisi bisa lebih bebas berkreasi dan berinovasi.
·         Pusat laba merupakan tempat peningkatan skill.
·         Divisionalisasi memudahkan manajer puncak mendapat info profitabilitas perusahaan.
·         Pusat laba bertujuan untuk meningkatkan prestasi kompetitif.
Kelemahan Pusat Laba
§  Keputusan yang telah didelegasikan, menghilangkan kendali tertentu manajer puncak, perlu adanya pendekatan lain untuk melakukan pengendalian.
§  Tidak adanya kesempatan manajer umum mengembangkan kemampuan pribadi.
§  Persaingan antar unit fungsional yang tadinya bekerjasama.
§  Terjadi friksi disebabkan keputusan yang berbeda-beda dalam divisi.
§  Kemungkinan terlalu memperhatikan laba jangka pendek.
§  Tidak ada jaminan divisionalisasi dapat meningkatkan laba.
§  Keputusan manajer puncak bisa jadi lebih baik dari manajer divisi
§  Tambahan biaya untuk adanya manajer-manaher divisi.
Keterbatan Wewenang pada Unit Usaha/Divisi
                Unit usaha/divisi memang dibentuk sebagai pusat laba yang dipimpin oleh manajer divisi, namun terkadang prakteknya, manajer puncak tetap ikut campur didalamnya. Kemauan darinya mempengaruhi pelaksanaan kegiatan dalam divisi.
Keterbatasan yang Disebabkan oleh Unit Usaha Lain
                Divisionalisasi dapat menimbulkan adanya transaksi antar divisi.
Keterbatasan dari Manajemen Puncak
                Kendala yang ditimbulkan oleh manajemen puncak yaitu: satu, pertimbangan strategi. Dua, adanya keharusan dalam penyeragaman sistem. Tiga,  pemikiran bahwa sentralisasi lebih menguntugkan secara ekonomis.
B. Pusat Laba Lainnya
1.      Unit-Unit Fungsional
Kebanyakan perusahaan besar terdiri dari beberapa unit usaha yang dibawahnya masih ada sub-sub unit yang dapat diperlakukan sebagai pusat laba. Ini juga tergantung pada kemapuan manajer untuk mengatur. Unit organisasi yang biasanya dijadikan pusat laba adalah unit organisasi produksi dan pemasaran.
2.      Unit Organisasi Pemasaran
Unit ini menerima barang jadi, memproses hingga dapat dijual dan kemudian didistribusikan, tidak bertanggungjawab langsung pada proses produksi sehingga biasa dijadikan pusat pendapatan. Unit ini juga bisa diperlakukan sebagai pusat biaya. Dalam unit ini ada 2 kegiatan, yaitu : logistic atau pemenuhan order (Logistic or order filling activities) dan pencarian order (order-getting activities). Pencarian order berkarakter sebagai pusat laba, sehingga ketika ada promosi besar-besaran yang menghasilkan peningkatan pemesanan produk akan menimbulkan konflik dengan unit produksi. Sehingga unit pemasaran disebut juga Pusa Laba Semu (pseudo profit center).
Harga pokok penjualan dibebankan kepadanya dan menyediakan informasi relevan untuk manajer pemasaran dengan keseimbangan antara biaya dan pendapatan. Manajer akan selalu termotivasi untuk berprestasi dan menghasilkan banyak profit.
3.      Unit Organisasi Produksi
Unit ini digolonhkan sebagai pusat biaya karena tidak berhubungan langsung dengan penjualan. Prestasi diukur berdasar pada besarnya biaya yang terjadi dan efisiensi modal. Penilaian berdasar efisiensi dapat mendorong manajer untuk melakukan penekanan biaya. Konflik terjadi antara unit produksi dan pemasaran jika didapati adanya penurunan kualitas yang bisa jadi menurunkan tingkat penjualan. Masalah lain adalah jika ada pesanan khusus dan kemudian ditolak oleh unit produksi. Faktor-faktor diatas mendorong diperlakukannya unit ini sebagai pusat laba.
Salah satu cara menjadikan unit produksi menjadi pusat laba adalah dengan mengakui pendapatan sebesar perkalian antara produk yang terjual dengan harga jual dikurangi dengan biaya penjualan dan distribusi. Sedangkan biaya yang dikeluarkan diukur dengan biaya standard. Muncul masalah karena harga pokok tidak mengukur dengan baik prestasi manajer. Dengan adanya pengukuran prestasi mendoring manajer unit produksi memikirkan tentang penjualan pula. Sehingga disebut pula pusat laba semu (pseudo profit center). Manajer produksi yang memiliki tanggungjawab atas produksi barang tidak tidak memiliki wewenang langsung untuk mempengaruhi pendapatannya.
4.      Unit pendukung dan Jasa
Bagian pemeliharaan, pemrosesan data, transportasi, pelayanan pelanggan dan unit transportasi lainnya bisa menjadi pusat laba.
5.      Organisasi Lainnya
Suatu perusahaan yang mempunyai cabang dan bertanggungjawab terhadap pemasaran,alagi cabang tersebut berbeda tempat, secara alamiah bisa disebut sebagai pusat laba
C.   Pengukuran Kinerja Pusat Laba
Ada 2 cara mengukur profitabilitas pusat laba: pertama, management performance atau mengukur kinerja manajemennya sehari-hari. Kedua, economic performance atau mengukur kinerja ekonomi seperti sejauh mana pusat laba sebagai unit kegiatan dapat memenuhi anggaran ekonomi. Kinerja unit dinilai berdasar pada tujuan yang telah ditetapkan. Laba divisi dinlai berdasar wewenang terhadap keputusan produk (product decision), keputusan pendanaan (sourcing decision) dan keputusan pemasaran (marketing decision). Dalam proses pengukuran prestasi pusat laba dibutuhkan elemen-elemen sebagai berikut:
ü  Tersedianya anggaran atau rencana
ü  Pemahaman dan penerimaan logika pegukuran oleh manajer divisi
ü  Delegasi pengendalian yang konsisten dengan tanggungjawab yang dibebankan
ü  Adanya konsistensi pengukuran diantara divisi-divisi dalam perusahaan
Anggaran laba sebagai standard kinerja mengandung beberapa kelemahan, yaitu pertama, keberhasilan mencapai anggaran belum menjamin kinerja sebenarnya. Kedua, laba belum mencerminkan keseluruhan kinerja perusahaan. Ada dua jenis pendelegasian wewenang yaitu pendelegasian ketat dan pendelegasian longgar. Pendelegasian ketat lebih bersifat mengikat dan jelas target-targetnya, namun punya beberapa kelemahan, yaitu manajer pusat laba cenderung mengambil keputusan dengan laba jangka pendek, dan selisih laba yang terjadi mungkin tidak ada hunbungannya dengan efektivitas indakan manajer tahun ini. Pendelegasian longgar, anggaran laba terutama digunakan sebagai alat komunikasi dan pengendalian, penilain terhadap manager baru dilakukan ketika manajer telah menginggalkan pusat laba.
Prestasi non laba sebagai standard kinerja. Contoh beberapa alat ukur prestasi :
Ø  Profitability
Ø  Market position
Ø  Productivity
Ø  Product Leadership
Ø  Personal development
Ø  Employee attitudes
Ø  Public responsibility
Ø  Balance between short-range and long-range goals
Namun pengembangan ini mengalami masalah diantaranya tolak ukur tersebut sulit atau hamper tidak mungkin dikuantisir, dan tolak ukur atau tuuan yang satu mungkin tidak konsisten dengan tolak ukur yang lain. Dan alat ukur ini cukup dipengaruhi oleh keputusan manajemen puncaknya sebagai orang yang menetapkan tujuan.
Tujuan Pengukuran Prestasi Pusat Laba, dari pendapat Fremgen dan Alfred Rappaport dapat disimpulakan bahwa berdasarkan tujuannya ada dua jenis, yakni kinerja ekonomi dan kinerja manajemen. Pertimbangan utama dari pengukuran kinerja manajemen adalah keandalan. Menurut model Porter-Lawler, hasil pengukuran tingkat kinerja akan mendapat umpan balik dari persepsi manajer tentang kemungkinan hunbungn usaha dan imbalan.
D.   Permasalahan dalam Pengukuran Kinerja Pusat Laba
Ada 4 macam masalah, yaitu:
a.       Masalah alokasi pendapatan bersama (Common revenue)
b.      Masalah alokasi biaya bersama (Common cost)
Biaya bersama yang perlu dievaluas antara lain: biaya overhead pabrik tetap, biaya departemen jasa, joint cost, dan biaya kantor pusat. Salah satu tujuan pengalokasian biaya adalah untuk mengevaluasi prestasi pusat pertanggung jawaban. Dalam hal ini muncul konsep keterandalan. Biaya terkedali merupakan biaya langsung, namun biaya langsung belum tentu biaya terkendali. Langkah-langkah mengalokasi biaya bersama:
1.      Mengakumulasi biaya produk, departemen dan divisi
2.      Identifikasi penerimaan biaya yang dialokasikan mungkin produk, departemen, atau divisi
3.      Pilih metode untuk menghubungkan biaya (langkah 1) dan penerimaan biaya (langkah 2) secara logis.
c.       Masalah penentuan harga transfer (transfer price)
Transfer produk antar 2 divisi (penjual dan pembeli) harga yang diberikan akan sukup mempengaruhi prestasi masing-masing divisi. Bila pusat laba hanya menjual atau membeli secara eksklusif, laba akan bergantung pada pusatlaba yang lain. Harga transfer punya 2 peran, dan masing-masing peran punya pengaruh tersendiri, yaitu: satu, harga. Dua, harga dan pengukuran laba.

d.      Masalah pemilihan tolak ukur laba (type of profitability measure)

Halim, Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen:Akademi Manajemen perusahaan ykpn: Yogyakarta

Minggu, 13 Juli 2014

Assalamualaikum wr wb
Sore yang dingin, kadang hujan, kadang rintik-rintik, suka aja.:)
terkadang suntuk itu mudah banget menyerang yaa, kayak sore ini,tapi tetap gak boleh ngilangin indahnya ramadhan, karena kegiatan yang bertumpuk di hari-hari pertengahan ramadhan, bingung, mana sih yang harus diprioritaskan seharusnya
kalo aku sih :
1. kegiatan wajib,  kuliah alias ujian,
    ada enaknya ada gak enaknya ujian pas bulan ramadhan,yang bikin gak enak itu, kalo pas masa ujian masih masuk kuliah. tapi it's oke, aku ra popo :D
2. Ibadah dan amal
     bulan penuh berkah harus tingkatin amal dan ibadah.dikasih urutan kedua, bukan menyepelakan,ibadah penting, tapi tidak boleh menjadikan dijadikan alasan untuk meninggalkan kewajiban yang lain juga. menuntut ilmu. tanggung jawabnya sama Allah, dan orang tua :D. harus tetap semangat meski banyak tugas dan sedang ujian.
3. Amanah
     yang ini penting, tapi kadang misal tabrakan sama jadwal wajib, biasanya jadi ditinggalkan :(
4. Baru main sama temen
     ini kalo pas longgar aja dech. kalo enggak ada, yaa jadwal disesuaikan.
sekian dech curhat sore ini :)  lebih lega rasanya  :D
Wassalamualaikum wr wb.

Senin, 21 April 2014

Laguku

Seperlima abad sudah aku menikmati nafas
Kehidupan menyesakkan dan menyenangkan
Salju turun di harum bebungaan
Hangat mendekap matahari di saat daun kuning berguguran

Hujan dan pelangi

Jalan yang menanjak dan berkelok
Aku tau lautan aral, masih dibawah dimana
Kugantungkan awan harapan
Gunung yang menjadi tabirmu, dan aku

Kuharap segeralah runtuh
Luluh dibawah doa-doa, hilang di rombak angin
Jadilah lembah pengharapan ku ini

Menua dengan mu, berdarah dengan mu
Berbagi kisah kasih dan cinta
Melawan dunia dengan bergenggam jemari
Bukan lagi aku dan kamu

Ini kita . .. . . ..


Senin, 10 Februari 2014

#Cerbung1(ss)
Kakak, Bagaimana Pagimu Hari Ini?
“ Kakak bagaimana pagimu hari ini? Apakah menyenangkan? “
“ Pagiku selalu tak membuat aku tersenyum jika matahariku telat bangun dan akhirnya bikin kakak nunggu lama “
“ ih kok gitu.. maaf banget kakak, besok aku janji gak akan telat bangun lagi, gak akan begadang malam-malam, dan gak akan banyak makan.. haha “
“ Yang penting kamu nyaman dengan dirimu dan kamu tau apa yang terbaik yang harus kamu lakukan, kamu udah SMA sekarang, bagi orang desa, usiamu sudah dewasa lho.. “
“ aku tau pasti kakak mau bilang aku tua “
“haha.. Enggak, itu kan barusan kamu yang bilang. Kakak kan juga udah mau lulus. Kakak kan laki-laki, pengen cepat dapat kerja dhek, kakak mau merantau keluar kota. “
“ Gak boleh.”
“ Lho kamu gak mau kakak maju? Terus pulang bawain Teddy buat kamu? “
“ bukan gitu, nanti siapa yang boncengi aku ke sekolah, terus siapa yang suka marahi aku kalo telat, terus siapa yang mau ngajari aku bikin.., yang terpenting siapa yang kasih aku kelapa muda..”
“ Dhek kamu udah gedhe, kamu kan bisa jalan kaki ke sekolah biar cepat tinggi, biat bisa manjat pohon kelapa.”
“ kak.. aku gk bisa nyebutin alasan lagi biar kakak gak ninggalin aku, aku cuma pengen kakak gak pergi jauh dari sini, dari hatiku kak, kak aku takut kakak pergi terus kita pisah.”
“ dhek udah lepasin dulu tangannya, kita pakai seragam sekolah lho, nanti kalo kakak udah bisa beli baju pengantin aja ya buatmu dhek. “
“ kak berhenti, aku mau turun.”
“ Lho kenapa? “
“ sepeda kakak kayaknya bocor, dari tadi aku berasa duduk diatas batu. “
“ dhek kamu marah ya, orang ban nya masih isi angin gini dibilang bocor.  Kau hanya perlu percaya, bahwa jika kita satu, maka setengah yang lain tidak akan bisa mengganti posisi pelengkap sebenarnya. Karena jika memang kau dari tulang rusukku dhek, aku bersyukur karena aku telah menjagamu mulai dari aku melihatmu pertama kali. Dan aku tidak mau sekedar menjagamu dan bersamamu tanpa aku bisa memberikan kebahagiaan yang memang pantas ku berikan padamu tercinta.  Mengerti kah kau dhek?
“ Tidak, aku tidak mengerti. Yang aku pahami hanya aku bahagia dan ingin pergi ke pasar segera.”
“ Dhek buat apa? “
“ Buat membagikan kebahagiaan yang aku dapat pagi ini, dari mu kak. “

Bersambung… ^_^