Selasa, 11 November 2014

Review Novel Ranah 3 Warna dan Rantau 1 Muara



Oleh : Sandy AP

Bismillah   
       
Sudah lama sekali sejak membaca novel pertama dari trilogi Negeri 5 Menara ini, dengan judul yang sama Negeri 5 Menara. Ketiga trilogi tersebut ditulis oleh seorang alumnus pesantren dan pemborong banyak beasiswa internasional, Ahmad Fuadi. Semua pasti sudah mafhum tentang bagaimana kisah Alif menjalani perantauannya di Jawa, demi memenuhi perintah Amaknya yang ingin Alif bersekolah di sekolah agama bukan di sekolah negeri. Namun ternyata, meski beberapa kali Alif mengalami kebimbangan, toh ia bertemu teman-teman hebat disana, yakni Sahibul Menara, yang terdiri dari Atang, Baso, Raja, Dulmajid dan Said. Menceritakan bagaimana serunya menuntut ilmu dipesantren modern sampai bagaimana mereka merajut mimpi-mimpi besar di bawah menara. Yang paling mengena buat saya adalah mantra saktinya “Man Jadda Wajada”.
                Sedikit ulasan dari Negeri 5 Menara, sekarang berlanjut ke novel keduanya yakni Ranah 3 Warna. Cukup lambat saya tau kalo ternyata Negeri 5 Menara adalah trilogi. Tapi tak apa, pasti tiada kata terlambat untuk berilmu, bukan begitu ..? J . Novel dengan tebal 473 lembar ini, dicetak oleh PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2011 untuk cetak pertamanya. Di buku keduanya Bang Fuadi, begitu beliau sering disapa, menceritakan kehidupan Alif sesudah lulus dari pesantren Madani di Gontor. Mengisahkan bagaimana perjuangan untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri demi meneruskan cita-cita kuliah ditempat yang sama dengan bapak Habibi yakni ITB dengan prodi teknik pesawat terbang.
                Namun Allah memberi jalan lain. Setelah sukses mendapat ijazah SMA dan lolos SNMPTN, Alif diterima di Universitas Padjajaran Bandung. Dengan pertimbangan kemampuan yang dimiliki, dipilihlah jurusan HI atau Hubungan Internasional disana. Kemudian kisah berlanjut tentang kehidupan kampus Alif. Namun tak berselang lama, ayahanda Alif, dipanggil oleh Allah kembali ke sisi-Nya. Alif muda lalu menjadi penulis di majalah kampus dan koran-koran untuk menghidupi diri, setelah sebelumnya bekerja sebagai sales dan guru privat.
                Pertemuan dengan seorang mahasiswa di bus umum membawanya untuk mengikuti program pertukaran pelajar. Alif tak pernah lupa tentang mimpi-mimpinya dan para Sahibul Menara, yaitu pergi ke benua Amerika. Setelah proses seleksi ketat, akhirnya dia bisa mengikuti program pertukaran tersebut ke Kanada, Quebec tepatnya. Kemudia bergulirlah kisah Alif di Quebec selama 6 bulan. Suka dukanya hidup disana dan bagaimana ia harus bisa Bahasa Perancis. Belakangan saya baru tau bahwa cover yang dipakai pada novel sedikit banyak terinspirasi dari Quebec.
                Banyak yang bisa dipetik dari kisah Alif di Ranah 3 Warna-nya, yaitu gantungkan mimpi setinggi mungkin, dan lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Dan juga tidak selamanya yang kita rasa “ini aku banget”, itu memang sesuai dengan kita, percayalah Allah telah memberi takdir dan jalan terbaik buat kita, meski mungkin tidak sesuai dengan keinginan. Yang pasti banyak jalan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita, asalkan kita mau berusaha.
                Di novel kedua, muncul tokoh yang merupakan kawan sekaligus rival Alif, Randai. Ada pula Raisa, sosok yang memikat kedua hati rival tersebut. Namun siapa yang akhirnya menang?, tak seru rasanya kalo langsung saya beberkan disini, yang belum baca, ayo segera baca!!! Supaya kita tertular semangat luar biasa Alif mewujudkan mimpi. Yang juga tak ketinggalan yakni si mantra sakti, bunyinya Man Shabara Zhafira , siapa yang bersabar, akan beruntung. Juga going the extra mile , lakukan diatas rata-rata.
Rantau 1 Muara
                Inilah dia novel ketiga dari trilogi Negeri 5 Menara. Novel dengan cover hijau tosca cantik ini diterbitkan masih oleh penerbit yang sama, PT Gramedia Pustaka Utama, dengan tebal buku 405 halaman. Dibuku ketiganya banyak diceritakan kehidupan Alif selepas lulus dari Unpad. Bingung akan melamar pekerjaan sebagai apa, Alif memutuskan menjadi seorang wartawan setelah ia merasa cocok dengan pekerjaan tulis menulis. Derap, merupakan nama surat kabar yang menjadi tempat bernaungnya. Ditempat inilah Alif bertemu dengan Dinara. Siapa Dinara?
                Dinara inilah yang nantinya akan menjadi orang special, sekaligus kawan menjalani hidup bagi Alif. Sebelumnya pertemuan dengan Randai telah mengobarkan lagi semangatnya untuk kembali memperjuangkan cita-citanya, belajar sampai ke luar negeri. Akhirnya perburuan beasiswa pun dimulai. Setelah berbagai perjuangan dan kesabaran juga turun tangan Dinara, beasiswa S2 ke Amerika pun tergenggam sudah. Kemudian konflik muncul ketiga Alif harus pergi S2 ke Amerika sedang ia mulai menyukai Dinara. Dan ditengah kesibukan Alif kuliah S2 ia pun melamar Dinara.
                Konflik mereda setelah salah satu pihak mengalah, yakni Dinara. Setelah mereka menikah, diboyonglah Dinara mengikuti Alif merantau ke Amerika, kehidupan mereka terasa berat diawal, namun pada akhirnya setelah masa berat berlalu, mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih baik. Dengan berbagai kesenangan dan passion dalam hal yang sama, mereka bekerja akhirnya memperoleh tempat bekerja yang sama dan bekerja bersama. Sampai pada kisah WTC 11 September, mereka laporkan langsung dari tempat kejadian.
                Kisah yang menarik bukan? Namun padaa akhirnya, setelah melanglang buana bersama istrinya, ia pun bimbang, kemana rantau ini akan bermuara? Di bagian akhir novel ini akan terjawab pertanyaan besar tersebut. Satu muara yang memang menjadi satu tempat pulang untuk selamanya. Kisah ketiganya menghadirkan tokoh-tokoh baru, seperti Mas Garuda, Ustad Fariz, dan beberapa tokoh lain. Lalu apa mantra sakti dari Alif? Man Saara Ala Darbi Washala , Siapa yang berjalan dijalannya akan sampai pada tujuan. Kini lengkap sudah ketiga mantra sakti Alif dalam mewujudkan mimpi. Berusaha keras, lalu berserah kepada Allah SWT, dan percaya bahwa Ia akan selalu menunjukan jalan dan memberikan kemudahan.
                Ada beberapa potong kejadian kecil yang paling saya suka dari kisah ketiga ini. Seperti ketika mereka bisa membawa banyak buku pulang dari toko tempat Dinara bekerja. Kemudian dikatakan disana “ Walau tangan kami pegal linu, kami tertawa-tawa senang. Rasanya seperti membawa harta karun dan aku sudah tidak sabar untuk berpesta membaca buku-buku bagus ini setiba di apartemen. Bahagia kami memang sederhana”. Sebagai orang yang senang membaca juga, saya merasa sangat setuju.

                Sampailah di penghujung review, semoga yang sedikit ini bermanfaat. Tetap percaya bahwa mimpi besar itu penting, berusaha keras, berdoa dan berserah adalah senjatanya. Semoga semakin banyak kisah-kisah inspiratif yang peroleh, agar hidup kita juga lebih termotivasi dan banyak ilmu yang kita dapat. Keep calm and read books J..

Senin, 13 Oktober 2014

Resume Chapter 5 Sistem Pengendalian Manajemen
Pusat Pertanggungjawaban : Pusat Laba

            Pusat pertanggungjawaban yang diukur dari prestasinya dalam memperoleh laba disebut Pusat Laba. Dalam pusat laba, pemasukan dan pengeluaran dinyatakan dalam satuan moneter. Pusat laba dapat berbentuk divisi apabila aktivitas fungsional dilakukan oleh unit-unit kerja. Laba adalah alat pengukur efisiensi dan efektifitas pusat laba. Laba yang diperoleh perlu dibandingkan dengan anggaran sebagai dasar bagi manager untuk melakukan pengendalian.
A. Unit Usaha/Unit Bisnis
Organisasi fungsional adalah tipe organisasi dimana masing-masing fungsi utama perusahaan (produksi dan pemasaran) dilakukan terpisah. Divisionalisasi adalah pemberian mandate pada suatu suatu unit usaha untuk menjalakan seluruh aktivitas tertentu. Beberapa bentuk organisasi :
*      Semua perusahaan diatur menurut fungsinya pada beberapa tingkatan.
*      Perbedaan mendasar struktur fungsional dan divisi adalah semua tipe ini merupakan kombinasi dari keduanya.
*      Wewenang menghasilkan laba tidak bisa diserahkan pada satu divisi, karena tingkat pendelegasian masing-masing perusahaan berbeda.
Kondisi untuk Mendelegasikan Tanggugjawab
                Syarat dilakukan pertukaran pendapatan dan biaya (Trade-off) bisa didelegasikan pada manager dibawahnya:
-          Informasi relevan
-          Pengukuran keefektifan pertukaran
Keuntungan Pusat Laba
                Unit organisasi yang disentralisasikan menjadi pusat laba punya beberapa untung:
·         Keputusan operasional bisa lebih cepat, tanpa menunggu keputusan dari pusat.
·         Kualitas keputusan lebih baik, karena ditentukan oleh professional bidangnya.
·         Managemen kantor pusat bisa lebih fokus pada keputusan yang lebih luas.
·         Kesadaran laba (Profit Consciousness) lebih meningkat.
·         Pengukuran prestasi divisi bisa lebih diperluas.
·         Manajer divisi bisa lebih bebas berkreasi dan berinovasi.
·         Pusat laba merupakan tempat peningkatan skill.
·         Divisionalisasi memudahkan manajer puncak mendapat info profitabilitas perusahaan.
·         Pusat laba bertujuan untuk meningkatkan prestasi kompetitif.
Kelemahan Pusat Laba
§  Keputusan yang telah didelegasikan, menghilangkan kendali tertentu manajer puncak, perlu adanya pendekatan lain untuk melakukan pengendalian.
§  Tidak adanya kesempatan manajer umum mengembangkan kemampuan pribadi.
§  Persaingan antar unit fungsional yang tadinya bekerjasama.
§  Terjadi friksi disebabkan keputusan yang berbeda-beda dalam divisi.
§  Kemungkinan terlalu memperhatikan laba jangka pendek.
§  Tidak ada jaminan divisionalisasi dapat meningkatkan laba.
§  Keputusan manajer puncak bisa jadi lebih baik dari manajer divisi
§  Tambahan biaya untuk adanya manajer-manaher divisi.
Keterbatan Wewenang pada Unit Usaha/Divisi
                Unit usaha/divisi memang dibentuk sebagai pusat laba yang dipimpin oleh manajer divisi, namun terkadang prakteknya, manajer puncak tetap ikut campur didalamnya. Kemauan darinya mempengaruhi pelaksanaan kegiatan dalam divisi.
Keterbatasan yang Disebabkan oleh Unit Usaha Lain
                Divisionalisasi dapat menimbulkan adanya transaksi antar divisi.
Keterbatasan dari Manajemen Puncak
                Kendala yang ditimbulkan oleh manajemen puncak yaitu: satu, pertimbangan strategi. Dua, adanya keharusan dalam penyeragaman sistem. Tiga,  pemikiran bahwa sentralisasi lebih menguntugkan secara ekonomis.
B. Pusat Laba Lainnya
1.      Unit-Unit Fungsional
Kebanyakan perusahaan besar terdiri dari beberapa unit usaha yang dibawahnya masih ada sub-sub unit yang dapat diperlakukan sebagai pusat laba. Ini juga tergantung pada kemapuan manajer untuk mengatur. Unit organisasi yang biasanya dijadikan pusat laba adalah unit organisasi produksi dan pemasaran.
2.      Unit Organisasi Pemasaran
Unit ini menerima barang jadi, memproses hingga dapat dijual dan kemudian didistribusikan, tidak bertanggungjawab langsung pada proses produksi sehingga biasa dijadikan pusat pendapatan. Unit ini juga bisa diperlakukan sebagai pusat biaya. Dalam unit ini ada 2 kegiatan, yaitu : logistic atau pemenuhan order (Logistic or order filling activities) dan pencarian order (order-getting activities). Pencarian order berkarakter sebagai pusat laba, sehingga ketika ada promosi besar-besaran yang menghasilkan peningkatan pemesanan produk akan menimbulkan konflik dengan unit produksi. Sehingga unit pemasaran disebut juga Pusa Laba Semu (pseudo profit center).
Harga pokok penjualan dibebankan kepadanya dan menyediakan informasi relevan untuk manajer pemasaran dengan keseimbangan antara biaya dan pendapatan. Manajer akan selalu termotivasi untuk berprestasi dan menghasilkan banyak profit.
3.      Unit Organisasi Produksi
Unit ini digolonhkan sebagai pusat biaya karena tidak berhubungan langsung dengan penjualan. Prestasi diukur berdasar pada besarnya biaya yang terjadi dan efisiensi modal. Penilaian berdasar efisiensi dapat mendorong manajer untuk melakukan penekanan biaya. Konflik terjadi antara unit produksi dan pemasaran jika didapati adanya penurunan kualitas yang bisa jadi menurunkan tingkat penjualan. Masalah lain adalah jika ada pesanan khusus dan kemudian ditolak oleh unit produksi. Faktor-faktor diatas mendorong diperlakukannya unit ini sebagai pusat laba.
Salah satu cara menjadikan unit produksi menjadi pusat laba adalah dengan mengakui pendapatan sebesar perkalian antara produk yang terjual dengan harga jual dikurangi dengan biaya penjualan dan distribusi. Sedangkan biaya yang dikeluarkan diukur dengan biaya standard. Muncul masalah karena harga pokok tidak mengukur dengan baik prestasi manajer. Dengan adanya pengukuran prestasi mendoring manajer unit produksi memikirkan tentang penjualan pula. Sehingga disebut pula pusat laba semu (pseudo profit center). Manajer produksi yang memiliki tanggungjawab atas produksi barang tidak tidak memiliki wewenang langsung untuk mempengaruhi pendapatannya.
4.      Unit pendukung dan Jasa
Bagian pemeliharaan, pemrosesan data, transportasi, pelayanan pelanggan dan unit transportasi lainnya bisa menjadi pusat laba.
5.      Organisasi Lainnya
Suatu perusahaan yang mempunyai cabang dan bertanggungjawab terhadap pemasaran,alagi cabang tersebut berbeda tempat, secara alamiah bisa disebut sebagai pusat laba
C.   Pengukuran Kinerja Pusat Laba
Ada 2 cara mengukur profitabilitas pusat laba: pertama, management performance atau mengukur kinerja manajemennya sehari-hari. Kedua, economic performance atau mengukur kinerja ekonomi seperti sejauh mana pusat laba sebagai unit kegiatan dapat memenuhi anggaran ekonomi. Kinerja unit dinilai berdasar pada tujuan yang telah ditetapkan. Laba divisi dinlai berdasar wewenang terhadap keputusan produk (product decision), keputusan pendanaan (sourcing decision) dan keputusan pemasaran (marketing decision). Dalam proses pengukuran prestasi pusat laba dibutuhkan elemen-elemen sebagai berikut:
ü  Tersedianya anggaran atau rencana
ü  Pemahaman dan penerimaan logika pegukuran oleh manajer divisi
ü  Delegasi pengendalian yang konsisten dengan tanggungjawab yang dibebankan
ü  Adanya konsistensi pengukuran diantara divisi-divisi dalam perusahaan
Anggaran laba sebagai standard kinerja mengandung beberapa kelemahan, yaitu pertama, keberhasilan mencapai anggaran belum menjamin kinerja sebenarnya. Kedua, laba belum mencerminkan keseluruhan kinerja perusahaan. Ada dua jenis pendelegasian wewenang yaitu pendelegasian ketat dan pendelegasian longgar. Pendelegasian ketat lebih bersifat mengikat dan jelas target-targetnya, namun punya beberapa kelemahan, yaitu manajer pusat laba cenderung mengambil keputusan dengan laba jangka pendek, dan selisih laba yang terjadi mungkin tidak ada hunbungannya dengan efektivitas indakan manajer tahun ini. Pendelegasian longgar, anggaran laba terutama digunakan sebagai alat komunikasi dan pengendalian, penilain terhadap manager baru dilakukan ketika manajer telah menginggalkan pusat laba.
Prestasi non laba sebagai standard kinerja. Contoh beberapa alat ukur prestasi :
Ø  Profitability
Ø  Market position
Ø  Productivity
Ø  Product Leadership
Ø  Personal development
Ø  Employee attitudes
Ø  Public responsibility
Ø  Balance between short-range and long-range goals
Namun pengembangan ini mengalami masalah diantaranya tolak ukur tersebut sulit atau hamper tidak mungkin dikuantisir, dan tolak ukur atau tuuan yang satu mungkin tidak konsisten dengan tolak ukur yang lain. Dan alat ukur ini cukup dipengaruhi oleh keputusan manajemen puncaknya sebagai orang yang menetapkan tujuan.
Tujuan Pengukuran Prestasi Pusat Laba, dari pendapat Fremgen dan Alfred Rappaport dapat disimpulakan bahwa berdasarkan tujuannya ada dua jenis, yakni kinerja ekonomi dan kinerja manajemen. Pertimbangan utama dari pengukuran kinerja manajemen adalah keandalan. Menurut model Porter-Lawler, hasil pengukuran tingkat kinerja akan mendapat umpan balik dari persepsi manajer tentang kemungkinan hunbungn usaha dan imbalan.
D.   Permasalahan dalam Pengukuran Kinerja Pusat Laba
Ada 4 macam masalah, yaitu:
a.       Masalah alokasi pendapatan bersama (Common revenue)
b.      Masalah alokasi biaya bersama (Common cost)
Biaya bersama yang perlu dievaluas antara lain: biaya overhead pabrik tetap, biaya departemen jasa, joint cost, dan biaya kantor pusat. Salah satu tujuan pengalokasian biaya adalah untuk mengevaluasi prestasi pusat pertanggung jawaban. Dalam hal ini muncul konsep keterandalan. Biaya terkedali merupakan biaya langsung, namun biaya langsung belum tentu biaya terkendali. Langkah-langkah mengalokasi biaya bersama:
1.      Mengakumulasi biaya produk, departemen dan divisi
2.      Identifikasi penerimaan biaya yang dialokasikan mungkin produk, departemen, atau divisi
3.      Pilih metode untuk menghubungkan biaya (langkah 1) dan penerimaan biaya (langkah 2) secara logis.
c.       Masalah penentuan harga transfer (transfer price)
Transfer produk antar 2 divisi (penjual dan pembeli) harga yang diberikan akan sukup mempengaruhi prestasi masing-masing divisi. Bila pusat laba hanya menjual atau membeli secara eksklusif, laba akan bergantung pada pusatlaba yang lain. Harga transfer punya 2 peran, dan masing-masing peran punya pengaruh tersendiri, yaitu: satu, harga. Dua, harga dan pengukuran laba.

d.      Masalah pemilihan tolak ukur laba (type of profitability measure)

Halim, Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen:Akademi Manajemen perusahaan ykpn: Yogyakarta

Minggu, 13 Juli 2014

Assalamualaikum wr wb
Sore yang dingin, kadang hujan, kadang rintik-rintik, suka aja.:)
terkadang suntuk itu mudah banget menyerang yaa, kayak sore ini,tapi tetap gak boleh ngilangin indahnya ramadhan, karena kegiatan yang bertumpuk di hari-hari pertengahan ramadhan, bingung, mana sih yang harus diprioritaskan seharusnya
kalo aku sih :
1. kegiatan wajib,  kuliah alias ujian,
    ada enaknya ada gak enaknya ujian pas bulan ramadhan,yang bikin gak enak itu, kalo pas masa ujian masih masuk kuliah. tapi it's oke, aku ra popo :D
2. Ibadah dan amal
     bulan penuh berkah harus tingkatin amal dan ibadah.dikasih urutan kedua, bukan menyepelakan,ibadah penting, tapi tidak boleh menjadikan dijadikan alasan untuk meninggalkan kewajiban yang lain juga. menuntut ilmu. tanggung jawabnya sama Allah, dan orang tua :D. harus tetap semangat meski banyak tugas dan sedang ujian.
3. Amanah
     yang ini penting, tapi kadang misal tabrakan sama jadwal wajib, biasanya jadi ditinggalkan :(
4. Baru main sama temen
     ini kalo pas longgar aja dech. kalo enggak ada, yaa jadwal disesuaikan.
sekian dech curhat sore ini :)  lebih lega rasanya  :D
Wassalamualaikum wr wb.

Senin, 21 April 2014

Laguku

Seperlima abad sudah aku menikmati nafas
Kehidupan menyesakkan dan menyenangkan
Salju turun di harum bebungaan
Hangat mendekap matahari di saat daun kuning berguguran

Hujan dan pelangi

Jalan yang menanjak dan berkelok
Aku tau lautan aral, masih dibawah dimana
Kugantungkan awan harapan
Gunung yang menjadi tabirmu, dan aku

Kuharap segeralah runtuh
Luluh dibawah doa-doa, hilang di rombak angin
Jadilah lembah pengharapan ku ini

Menua dengan mu, berdarah dengan mu
Berbagi kisah kasih dan cinta
Melawan dunia dengan bergenggam jemari
Bukan lagi aku dan kamu

Ini kita . .. . . ..


Senin, 10 Februari 2014

#Cerbung1(ss)
Kakak, Bagaimana Pagimu Hari Ini?
“ Kakak bagaimana pagimu hari ini? Apakah menyenangkan? “
“ Pagiku selalu tak membuat aku tersenyum jika matahariku telat bangun dan akhirnya bikin kakak nunggu lama “
“ ih kok gitu.. maaf banget kakak, besok aku janji gak akan telat bangun lagi, gak akan begadang malam-malam, dan gak akan banyak makan.. haha “
“ Yang penting kamu nyaman dengan dirimu dan kamu tau apa yang terbaik yang harus kamu lakukan, kamu udah SMA sekarang, bagi orang desa, usiamu sudah dewasa lho.. “
“ aku tau pasti kakak mau bilang aku tua “
“haha.. Enggak, itu kan barusan kamu yang bilang. Kakak kan juga udah mau lulus. Kakak kan laki-laki, pengen cepat dapat kerja dhek, kakak mau merantau keluar kota. “
“ Gak boleh.”
“ Lho kamu gak mau kakak maju? Terus pulang bawain Teddy buat kamu? “
“ bukan gitu, nanti siapa yang boncengi aku ke sekolah, terus siapa yang suka marahi aku kalo telat, terus siapa yang mau ngajari aku bikin.., yang terpenting siapa yang kasih aku kelapa muda..”
“ Dhek kamu udah gedhe, kamu kan bisa jalan kaki ke sekolah biar cepat tinggi, biat bisa manjat pohon kelapa.”
“ kak.. aku gk bisa nyebutin alasan lagi biar kakak gak ninggalin aku, aku cuma pengen kakak gak pergi jauh dari sini, dari hatiku kak, kak aku takut kakak pergi terus kita pisah.”
“ dhek udah lepasin dulu tangannya, kita pakai seragam sekolah lho, nanti kalo kakak udah bisa beli baju pengantin aja ya buatmu dhek. “
“ kak berhenti, aku mau turun.”
“ Lho kenapa? “
“ sepeda kakak kayaknya bocor, dari tadi aku berasa duduk diatas batu. “
“ dhek kamu marah ya, orang ban nya masih isi angin gini dibilang bocor.  Kau hanya perlu percaya, bahwa jika kita satu, maka setengah yang lain tidak akan bisa mengganti posisi pelengkap sebenarnya. Karena jika memang kau dari tulang rusukku dhek, aku bersyukur karena aku telah menjagamu mulai dari aku melihatmu pertama kali. Dan aku tidak mau sekedar menjagamu dan bersamamu tanpa aku bisa memberikan kebahagiaan yang memang pantas ku berikan padamu tercinta.  Mengerti kah kau dhek?
“ Tidak, aku tidak mengerti. Yang aku pahami hanya aku bahagia dan ingin pergi ke pasar segera.”
“ Dhek buat apa? “
“ Buat membagikan kebahagiaan yang aku dapat pagi ini, dari mu kak. “

Bersambung… ^_^
Loving you like loving a novel
Waktu masih menunjukan jam 8 malam di dinding kamarku. Aku berbaring tak tenang, duduk tak tenang, berdiri apalagi. Aku sedang menunggu. Kemana kamu? Kenapa kau tak balas sms dariku.
                Satu bulan sebelumnya temanku bilang padaku.
“ Ta, kamu kenapa? Lagi ada masalah ya? Kok murung terus, kayak gak semangat gitu belajar, apalagi sekarang kamu jadi sering ngantuk ya aku perhatikan, ayo Ta cerita sama aku kamu ada masalah apa? “
“ Gak ada apa-apa kok An, masa iya aku gitu ya? Aku malah gak tau kalo aku sedang seperti itu sekarang.”
“ Sebentar lagi kita ujian lho Ta, kamu harus konsen belajar, apalagi kamu bilang kamu agak kesulitan di Matematika sama Fisika.”
“ Iya An, aku udah nyoba belajar lebih keras, Cuma kadang aku masih kalah sam malas An.”
“ Jangan bilang kamu jadi malas gini karena ada masalah sama Adi, Ta?”
“ Rumayan An, aku serasa kehilangan dia akhir-akhir ini An, aku gak bisa kalo gak mikirin itu. . .”
“ Ta, Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, Tuhan menjodahkan malam dengan siang, laki-laki dan perempuan, hidup dan mati bahkan kesenangan dan kesedihan, lantas kalau kita sudah tahu hal itu pasti ada apakah kita harus menyerah dalam keadaan yang menurut kita sangat buruk, atau kita harus lupa akan keadaan buruk yang bisa menerpa ketika kita menikmati kesenangan. Menurutku Ta, bukan pada tempatnya kamu terlalu menyedihkan hal itu, masalah seperti ini. Ta, masalah sekolah haris lebih kau sedihkan jika kau gagal nanti di akhir, kta sudah berjuang selama tiga tahun, jangan biarkan mimpimu lepas karena hal sepele ini. Kamu mengerti, Ta?
“ An, peluk aku An, aku terlalu lemah oleh godaan nafsu hatiku untuk bersedih, aku terlalu lemah untuk tetap bermuka riang ketika aku sadari kini dia menjauh dariku An, aku terlalu naif untuk menerima bahwa aku ini memang budak kegalauan, An rangkul aku lagi agar aku kuat An. . .!!”
“ Udah Ta, air mata kita terlalu berharga untuk kita jatuhkan hanya demi ini. Ta ayo semangat, jika pun dia meninggalkanmu, masih ada aku. Aku yakin aku bisa menjadi tempatmu berkeluh kesah lebih baik daripada Dia. Ta, ayo janji sama aku, jangan sedih lagi …! “
                Dan waktu itu aku belum bisa menjawab pertanyaan Ana, permintaan Ana supaya aku berjanji untuk tidak bersedih lagi mengenai masalahku dengan Adi. Hari-hari setelah ada menyuntikkan kekuatan hati padaku, aku merasa lebih baik memang, karena selain dari Ana, Adi juga masih menghubungiku meskipun aku merasa sikapnya sudah berubah, dari 7 bulan yang lalu, ketika pertama kali kita memutuskan menjadi sepasang kekasih.
“ Ta, udah sarapan belum?”
“ Belum Di, lapar nih sebenarnya..”
“ Ya udah nih makan aja hati aku, enak lho, aku jamin rasanya manis kayak yang punya hatinya.. “
“ Haha.. Iuhh.. Aku gak doyan hati, hati kan pahit, banyak racunnya, sama kau yakin hatimu itu rasanya asam banget, kan kamu jarang mandi.. “
“ Gitu ya Ta, gak ada yang ngingetin aku buat mandi sih Ta. Eh gimana kalo kamu aja ya Ta, harus mau.”
“ Eittt.. Tunggu,, apa-apaan ini? Ngangkat pegawai kok maksa, gak mau aku.”
“ Serius Ta, jadi pacar Adi?
“ Adi gak lucu banget bercandamu… “
“ Ta, Adi suka Tita..”
Tuttt…
                Saat itu langsung kumatikan telephon sore itu. Karena aku merasa aku juga menyukainya aku pun menerimanya tiga hari kemudian. Awalnya rasa suka ku padanya biasa saja dan masih wajar, bahkan terkadang aku tak menganggapnya, aku bilang bahwa aku tidak sedang berpacaran pada temanku. Tiga bulan kemudian aku baru merasa, ketika kita sangat dekat dan tiba-tiba dia bilang akan pergi keluar kota. Aku cukup kaget, dan sebelum dia berangkat aku pun meminta bertemu dengannya untuk sekedar salam perpisahan. Sejenak saja kita bertemu, karena memang waktu itu tidak memungkinkan bagi kami untuk banyak bertukar kisah satu sama lain.
                Dan hari itu tiba, hari dimana awal perubahan pada dirinya dimulai. Meski hal itu tak pernah aku sadari, kami masih saling menghubungi memang, namun waktu terus merangkak ke depan, ketika aku menceritakan suatu hal padanya, takku tangkap lagi antusiasnya akan cerita-ceritaku itu, bahkan akan diriku, ketika aku menanyakan hal itu, Ia beralasan sedang sibuk bekerja dan waktu luangnya sungguh sedikit. Aku pun mencoba mengerti, mencoba untuk tidak menuntut padanya atas perhatian yang semakin berkurang untukku. Ketika aku berusaha memahaminya, aku temukan banyak sifat yang baik darinya, Ia sangat mandiri, sangat mencintai keluarganya, pemahamannya tentang agama pun jauh lebih baik dariku,aku semakin menaruh hati padanya. Meskipun satu hal yang ketika itu aku abaikan. Bagaimana pendapatnya tentangku, seberapa besar ia memberikan perasaannya untukku.
                Dua minggu setelah aku bercerita kepada Ana bahwa aku merasa Adi berubah sikap padaku, aku bertengkar dengannya.
“ Di, kamu itu kemana aja sih, kenapa lama banget balas smsnya?”
“ Maaf Ta, aku tidur tadi, kan aku habis kerja.”
“ Benar kamu tidur? Kenapa kamu sekarang sering gak ada kalo aku sedang butuh kamu. Aku ngerasa kamu berubah Di.”
“ Berubah gimana Ta, aku masih sama.”
“ Ya udah, aku gak mau bertengkar, aku minta kamu juga sisain sedit aja waktumu dalam satu hari, untk sekedar menyapaku, sekedar memberiku semangat, bisakah?”
“ Aku.. gak bisa janji Ta”
                Yah… perbincangan singkat kami malam itu bukannya menghilangkan rasa gelisahku, tapi membuatnya semakin menjadi-jadi. Aku tak bisa konsentrasi belajar. Aku tak bisa berfikir. Dan akhir dari semua itu adalah layaknya seorang perempuan yang sakit hati, aku menangis.
                Pagi harinya aku berusaha untuk tetap terlihat wajar di depan Ana, dan meskipun aku berhasil menipu Ana, namun aku gagal menipu diriku dari rasa kecewaku pada Adi. Ujian akhir semakin dekat, dan masalah hubunganku dengan Adi pun semakin berlarut-larut. Suatu hari kudapati Adi berbincang akrab dengan seorang perempuan di media jejaring social. Rasa penasaranku memuncak dan kucari tahu informasi lagi lebih banyak tentangnya. Di depan Adi aku pura-pura tidak mengetahui hal itu, karena aku tidak ingin prasangka jelekku semakin merusak hubunganku dengannya. Saat itu rasa takut kehilangannya lebih besar daripada rasa penasaranku akan hubungannya dengan perempuan itu.
                Namun suatu hari dia tak memberi kabar padaku sama sekali, bahkan dia tidak membalas semua sms ku. Malamnya setelah aku marah ia baru membalasnya. Malam itu juga kami bertengkar lagi.
                Hingga datang malam ini, jam 8 tepat di dinding kamarku. Aku merasa sangat kacau, pikiranku penuh dengan rasa sakit hati tak pernah lagi mendapat perhatian darinya. Hatiku kecewa karena ia tidak mau mengerti posisiku yang sangat butuh diberi semangat di detik-deik aku menuju ujian akhir. Aku marah aku tak bisa konsentrasi belajar dan dia tak kunjung membalas sms dariku. Saat kalut itulah, keputusan itu muncul.
“ Adi kamu jahat, kamu egois, kamu udah gak peduli sama aku.. apa jangan-jangan ada orang lain diantara kita sekarang..? “
“ Kamu jangan ngomong seenaknya gitu Ta, gak ada orang lain, aku memang sibuk. Aku minta maaf Ta kalo memang sekarang aku suda tidak bisa seperti dulu lagi.”
“ Aku bosan mendengar jawabanmu yang itu-itu aja, kamu gak ada alasan lain apa yang bisa kamu karang sekedar untuk menyenangkan hatiku?”
“ Tita udah.. aku minta maaf ya?”
“ Setidaknya lihat aku Di, aku tersiksa dengan sikapmu yang seperti  ini, aku mau putus.”
“ Apa? Ta jangan bercanda, kenapa harus putus, aku gak mau.”
“ Aku capek Di, aku selalu merasa perasaanku sekarang hanya sebelah tangan.”
                Kini ku keluarkan semua yang memenuhi hati, membuat aku tak tenang dalam setiap langkah. Kini meski aku tak pernah membencinya, aku melepasnya kuharap tanpanya aku lebih baik dan dia tanpaku lebih baik pula.
Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\CAGCAT10\j0088542.wmf
Beberapa hal yang baru aku temukan setelah hampir satu tahun aku putus dengannya. Memulai hubungan itu mudah namun menjaganya agar tidak menuai masa-masa bosan itu sulit. Rasa saling pengertian akan kesibukan dan rutinitas masing-masing juga merupakan hal penting dalam menjaga kelanggengan suatu hubungan. Tidak egois, selalu menang sendiri dan selalu mengedepankan ego merupakan duri-duri yang akan membuatnya semakin rapuh.
Dan hal lain yang aku temukan setelah kami putus waktu itu adalah sepertinya ia memang tidak sedih dan kehilangan ketika kami berpisah. Karena kudapati hanya dalam jangka beberapa hari, ia sudah memiliki kekasih baru. Dan perempuan itu adalah perempuan yang sama yang aku curigai dulu sebelum aku meminta putus padanya. Awalnya aku sangat membencinya. Namun lama aku menyadari bahwa semua memang sudah sepantasnya terjadi seperti ini. Namun yang membuatku terkadang masih sedih adalah aku masih terus mengingatnya, meskipun mungkin dia tidak mengingatku lagi, aku masih berharap bisa berhubungan baik dengannya dan meminta maaf atas segala ucapan-ucapanku yang mungkin kurang pantas padanya dan tentu melihat senyumnya. Senyum yang sempat menjadi senyumku mungkin.
Dan satu hal yang mungkin memang tidak bisa aku kendalikan, perasaannya padaku.
“ An, aku dulu bodoh ya?
“ Kenapa aku tidak bisa mencegah orang yang aku harap dekat denganku pergi jauh dan bosan denganku, haha bodoh sekali..”
“ Ta, masih ada aku, Ana. Semua itu sudah jadi masa lalu kan Ta, sekarang yang ada saat ini dn masa depan. Ayo runcingkan pena dan basahi kuas kita. Kita lukis kanvas bari kita dengan hal-hal yang lebih baik.”
“ Ana..”

--The End--

# short story 2 (ss)